5 Makanan Berfermentasi untuk Kesehatan yang Lebih Baik
5 makanan berfermentasi yang baik untuk kesehatan – Pernahkah Anda mendengar tentang manfaat luar biasa dari makanan fermentasi? Makanan ini, yang dihasilkan dari proses fermentasi oleh bakteri baik, ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kita. Dari meningkatkan pencernaan hingga memperkuat sistem imun, makanan fermentasi seperti kimchi, yogurt, dan sauerkraut, menawarkan beragam keuntungan yang sayang untuk dilewatkan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dunia makanan fermentasi, membahas 5 jenis makanan yang umum dikonsumsi, dan manfaatnya bagi tubuh. Siap-siap untuk menemukan hidangan lezat yang tidak hanya enak di lidah, tetapi juga menyehatkan!
Manfaat Makanan Fermentasi
Makanan fermentasi telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner di berbagai penjuru dunia selama berabad-abad. Proses fermentasi, yang melibatkan penguraian gula oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur, tidak hanya mengubah rasa dan tekstur makanan, tetapi juga menciptakan profil nutrisi yang kaya dan bermanfaat bagi kesehatan.
Manfaat Utama Makanan Fermentasi
Mengonsumsi makanan fermentasi secara teratur memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah 5 manfaat utama yang telah diteliti dan diyakini oleh para ahli:
- Meningkatkan Pencernaan:Bakteri baik dalam makanan fermentasi membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, yang berperan penting dalam pencernaan dan penyerapan nutrisi. Mereka membantu memecah makanan yang sulit dicerna, mengurangi kembung, diare, dan sembelit.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh:Mikrobiota usus yang sehat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi antibodi dan sel imun. Ini membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
- Menurunkan Risiko Penyakit Kronis:Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan fermentasi dapat membantu menurunkan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker. Ini karena bakteri baik dapat membantu mengatur kadar kolesterol, gula darah, dan peradangan dalam tubuh.
- Meningkatkan Kesehatan Mental:Ada bukti yang menunjukkan bahwa mikrobiota usus dapat memengaruhi kesehatan mental, termasuk suasana hati dan kognisi. Makanan fermentasi dapat membantu meningkatkan keseimbangan bakteri usus, yang mungkin berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.
- Meningkatkan Penyerapan Nutrisi:Bakteri baik dalam makanan fermentasi membantu tubuh menyerap nutrisi penting, seperti vitamin B dan zat besi, dengan lebih efektif.
Jenis Makanan Fermentasi dan Manfaatnya
Jenis Makanan Fermentasi | Manfaat Utama |
---|---|
Kefir | Meningkatkan pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mengurangi gejala alergi |
Kimchi | Meningkatkan pencernaan, kaya antioksidan, membantu melawan peradangan |
Yogurt | Meningkatkan pencernaan, sumber kalsium dan protein yang baik, membantu menjaga kesehatan tulang |
Sauerkraut | Meningkatkan pencernaan, kaya vitamin C dan serat, membantu melawan infeksi saluran kemih |
Miso | Kaya protein dan serat, membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mengurangi peradangan |
Mekanisme Kerja Bakteri Baik dalam Makanan Fermentasi
Bakteri baik dalam makanan fermentasi dikenal sebagai probiotik. Probiotik bekerja dengan berbagai cara untuk meningkatkan kesehatan:
- Meningkatkan Keanekaragaman Mikrobiota Usus:Probiotik membantu meningkatkan keanekaragaman mikroorganisme yang hidup di usus, menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan seimbang.
- Menghambat Pertumbuhan Bakteri Jahat:Probiotik bersaing dengan bakteri jahat untuk mendapatkan nutrisi dan ruang di usus, sehingga membantu mengurangi pertumbuhan bakteri yang merugikan.
- Meningkatkan Penyerapan Nutrisi:Probiotik membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi penting, seperti vitamin B dan zat besi, dengan lebih efektif.
- Meningkatkan Fungsi Imun:Probiotik membantu merangsang sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan produksi antibodi dan sel imun.
- Mengurangi Peradangan:Probiotik dapat membantu mengurangi peradangan di usus dan bagian tubuh lainnya, yang dapat berkontribusi pada kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.
Contoh Studi Ilmiah yang Mendukung Manfaat Makanan Fermentasi
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal -Gut* pada tahun 2013 menemukan bahwa konsumsi yogurt secara teratur dikaitkan dengan peningkatan keanekaragaman mikrobiota usus dan penurunan risiko infeksi saluran pernapasan.
Selain meningkatkan sistem pencernaan, 5 makanan berfermentasi seperti kimchi, kefir, kombucha, miso, dan sauerkraut juga dikenal kaya akan probiotik yang baik untuk kesehatan. Kesehatan yang baik ini bisa menjadi salah satu kunci kesuksesan, seperti yang dipaparkan di artikel 5 kebiasaan baik ini dilakukan orang orang sukses coba yuk.
Dengan menerapkan kebiasaan baik, termasuk mengonsumsi makanan sehat seperti fermentasi, kita bisa mencapai tujuan dan hidup lebih berkualitas. Jadi, yuk mulai konsumsi makanan berfermentasi dan rasakan manfaatnya untuk kesehatan!
Ilustrasi Proses Fermentasi dan Manfaatnya bagi Tubuh
Bayangkan sebuah gambar yang menggambarkan proses fermentasi, di mana bakteri baik bekerja sama untuk mengubah gula menjadi asam laktat dan senyawa bermanfaat lainnya. Di sebelah gambar, tampilkan ilustrasi usus manusia yang sehat dan seimbang, dengan mikrobiota yang beragam dan aktif.
Kubis asam, kimchi, yogurt, kefir, dan tempe adalah beberapa contoh makanan fermentasi yang dikenal baik untuk kesehatan pencernaan. Meskipun makanan-makanan ini memiliki banyak manfaat, penting juga untuk mewaspadai kondisi tubuh. Jika kamu mengalami gejala influenza seperti demam tinggi, batuk berdahak, sakit kepala hebat, sesak napas, atau nyeri otot yang tak kunjung reda, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
5 gejala influenza yang perlu diperiksakan ke dokter bisa menjadi panduan awal untukmu. Setelah memastikan kondisi tubuhmu baik, kamu bisa kembali menikmati manfaat makanan fermentasi untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Mikrobiota usus yang sehat ini dihubungkan dengan manfaat fermentasi, seperti pencernaan yang lebih baik, sistem kekebalan tubuh yang kuat, dan risiko penyakit kronis yang lebih rendah.
Kesehatan pencernaan memang penting, dan 5 makanan berfermentasi seperti kimchi, yogurt, kefir, kombucha, dan sauerkraut bisa bantu! Tapi, kalau kamu mengalami gejala anemia, seperti lemas dan pucat, mungkin kamu perlu bantuan profesional. 5 dokter spesialis penyakit dalam yang bisa bantu atasi gejala anemia bisa memberikan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Setelah kondisi anemia teratasi, kamu bisa kembali menikmati manfaat 5 makanan berfermentasi untuk kesehatan pencernaanmu.
Jenis Makanan Fermentasi: 5 Makanan Berfermentasi Yang Baik Untuk Kesehatan
Makanan fermentasi adalah makanan yang telah mengalami proses perubahan kimiawi akibat aktivitas mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau ragi. Proses fermentasi ini mengubah komposisi makanan, menghasilkan rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi yang unik. Proses fermentasi telah dilakukan selama berabad-abad dan telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner di berbagai negara di dunia.
Jenis Makanan Fermentasi
Ada berbagai jenis makanan fermentasi yang umum dikonsumsi di seluruh dunia. Berikut adalah 5 jenis makanan fermentasi yang mudah ditemukan dan dapat dibuat sendiri di rumah:
- Yogurt: Yogurt dibuat dengan fermentasi susu menggunakan bakteri asam laktat, seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Proses fermentasi ini menghasilkan asam laktat yang memberikan rasa asam dan tekstur kental pada yogurt.
- Kecap: Kecap dibuat dengan fermentasi kedelai, gandum, dan garam menggunakan jamur Aspergillus oryzae. Proses fermentasi ini menghasilkan enzim yang memecah protein dan karbohidrat dalam kedelai, menghasilkan rasa gurih dan warna cokelat kehitaman yang khas.
- Kimchi: Kimchi adalah makanan fermentasi khas Korea yang terbuat dari kubis dan berbagai bahan lainnya, seperti bawang putih, jahe, dan cabai. Fermentasi kimchi dilakukan oleh bakteri asam laktat yang menghasilkan rasa asam dan pedas yang khas.
- Sauerkraut: Sauerkraut adalah makanan fermentasi Jerman yang terbuat dari kubis yang difermentasi dengan garam. Proses fermentasi ini menghasilkan asam laktat yang memberikan rasa asam dan tekstur renyah pada sauerkraut.
- Tempe: Tempe adalah makanan fermentasi khas Indonesia yang terbuat dari kedelai yang difermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus. Proses fermentasi ini menghasilkan protein yang lebih mudah dicerna dan menghasilkan aroma dan rasa yang khas.
Resep Makanan Fermentasi, 5 makanan berfermentasi yang baik untuk kesehatan
Berikut adalah beberapa resep makanan fermentasi yang mudah dibuat di rumah:
- Yogurt: Campurkan 1 liter susu segar dengan 1 sendok makan yogurt plain. Panaskan susu hingga hangat (suhu sekitar 40-45 derajat Celcius). Masukkan yogurt plain ke dalam susu dan aduk rata. Tuangkan campuran susu dan yogurt ke dalam wadah kaca dan tutup dengan kain tipis.
Biarkan selama 8-12 jam di suhu ruangan. Setelah fermentasi selesai, simpan yogurt di lemari es.
- Kecap: Rendam 1 kg kedelai dalam air selama 12 jam. Rebus kedelai hingga lunak. Campurkan kedelai dengan 200 gram gandum, 200 gram garam, dan 100 gram jamur Aspergillus oryzae. Masukkan campuran ke dalam wadah kaca dan tutup dengan kain tipis.
Fermentasi dilakukan selama 6-8 bulan di suhu ruangan. Setelah fermentasi selesai, saring kecap dan simpan dalam botol kaca.
- Kimchi: Potong 1 kg kubis menjadi potongan kecil. Campurkan kubis dengan 1 sendok makan garam dan diamkan selama 1 jam. Cuci kubis hingga garamnya hilang. Campurkan kubis dengan 1 sendok makan bawang putih cincang, 1 sendok makan jahe cincang, dan 1 sendok makan cabai bubuk.
Masukkan campuran ke dalam wadah kaca dan tutup dengan kain tipis. Fermentasi dilakukan selama 3-5 hari di suhu ruangan. Setelah fermentasi selesai, simpan kimchi di lemari es.
- Sauerkraut: Potong 1 kg kubis menjadi potongan kecil. Campurkan kubis dengan 2 sendok makan garam dan diamkan selama 1 jam. Cuci kubis hingga garamnya hilang. Masukkan kubis ke dalam wadah kaca dan tekan hingga mengeluarkan air. Tutup wadah dengan kain tipis dan fermentasi selama 2-3 minggu di suhu ruangan.
Setelah fermentasi selesai, simpan sauerkraut di lemari es.
- Tempe: Rendam 1 kg kedelai dalam air selama 12 jam. Rebus kedelai hingga lunak. Campurkan kedelai dengan 1 sendok makan jamur Rhizopus oligosporus. Masukkan campuran ke dalam wadah plastik dan tutup dengan kain tipis. Fermentasi dilakukan selama 2-3 hari di suhu ruangan.
Setelah fermentasi selesai, tempe siap untuk dikonsumsi.
Tabel Makanan Fermentasi
Jenis Makanan Fermentasi | Bahan Dasar | Proses Fermentasi |
---|---|---|
Yogurt | Susu | Fermentasi dengan bakteri asam laktat, seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus |
Kecap | Kedelai, gandum, garam | Fermentasi dengan jamur Aspergillus oryzae |
Kimchi | Kubis, bawang putih, jahe, cabai | Fermentasi dengan bakteri asam laktat |
Sauerkraut | Kubis, garam | Fermentasi dengan bakteri asam laktat |
Tempe | Kedelai | Fermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus |
Kandungan Nutrisi dan Kalori
Makanan fermentasi umumnya kaya akan nutrisi dan memiliki nilai kalori yang rendah. Berikut adalah informasi tentang kandungan nutrisi dan kalori dalam 5 jenis makanan fermentasi yang telah disebutkan:
- Yogurt: Yogurt kaya akan protein, kalsium, dan probiotik. 100 gram yogurt mengandung sekitar 60 kalori.
- Kecap: Kecap mengandung protein, vitamin B, dan mineral seperti besi. 1 sendok makan kecap mengandung sekitar 15 kalori.
- Kimchi: Kimchi kaya akan vitamin A, vitamin C, dan serat. 100 gram kimchi mengandung sekitar 30 kalori.
- Sauerkraut: Sauerkraut kaya akan vitamin C, serat, dan probiotik. 100 gram sauerkraut mengandung sekitar 25 kalori.
- Tempe: Tempe kaya akan protein, serat, dan zat besi. 100 gram tempe mengandung sekitar 190 kalori.
Perbedaan Makanan Fermentasi dan Makanan Diawetkan
Makanan fermentasi dan makanan yang diawetkan dengan cara lain, seperti pengasinan, pengeringan, atau pengawetan, memiliki perbedaan utama dalam proses dan hasil akhir. Makanan fermentasi menggunakan mikroorganisme untuk mengubah komposisi makanan, sementara makanan yang diawetkan dengan cara lain menggunakan metode fisik atau kimia untuk memperpanjang masa simpan.
Makanan fermentasi umumnya memiliki rasa dan tekstur yang unik, dan seringkali mengandung probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan. Sementara makanan yang diawetkan dengan cara lain mungkin kehilangan beberapa nutrisi dan dapat mengandung bahan kimia tambahan yang dapat membahayakan kesehatan.
Tips Mengonsumsi Makanan Fermentasi
Makanan fermentasi, seperti kimchi, yogurt, dan tempe, menawarkan berbagai manfaat kesehatan. Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal dan menghindari risiko, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi makanan fermentasi.
Memilih Makanan Fermentasi yang Aman dan Berkualitas
Memilih makanan fermentasi yang aman dan berkualitas sangat penting untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:
- Pilih produk yang dibuat oleh produsen terpercaya dan memiliki reputasi baik. Pastikan mereka mengikuti standar keamanan pangan yang ketat.
- Perhatikan label produk. Pastikan informasi tentang bahan-bahan, tanggal kedaluwarsa, dan cara penyimpanan tertera dengan jelas.
- Hindari makanan fermentasi yang memiliki bau atau rasa yang tidak biasa, seperti bau busuk atau asam yang berlebihan. Ini bisa menjadi tanda bahwa makanan tersebut telah rusak atau terkontaminasi.
- Jika membeli makanan fermentasi dari pasar tradisional, pastikan produk tersebut disimpan dalam kondisi higienis dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Cara Menyimpan Makanan Fermentasi
Menyimpan makanan fermentasi dengan benar dapat membantu menjaga kualitas dan keawetannya. Berikut beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
- Simpan makanan fermentasi di dalam lemari es pada suhu 4 derajat Celcius atau lebih rendah. Ini dapat membantu memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kualitas makanan.
- Pastikan wadah penyimpanan makanan fermentasi bersih dan kedap udara. Gunakan wadah kaca atau plastik yang aman untuk makanan. Hindari penggunaan wadah logam karena dapat bereaksi dengan asam dalam makanan fermentasi.
- Jangan menyimpan makanan fermentasi di dekat bahan makanan lain yang mudah menyerap bau, seperti daging atau ikan.
- Perhatikan tanggal kedaluwarsa pada label produk dan konsumsi makanan fermentasi sebelum tanggal tersebut.
Mengolah Makanan Fermentasi
Makanan fermentasi dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat dan mudah dikonsumsi. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:
- Anda dapat menambahkan makanan fermentasi ke dalam sup, salad, sandwich, atau hidangan lainnya sebagai topping atau bahan pelengkap.
- Untuk meningkatkan cita rasa, Anda dapat menambahkan makanan fermentasi ke dalam saus, sambal, atau bumbu lainnya.
- Beberapa jenis makanan fermentasi, seperti kimchi, dapat dimakan langsung sebagai makanan pendamping.
- Untuk memudahkan konsumsi, Anda dapat membuat smoothie atau jus yang mengandung makanan fermentasi.
Kombinasi Makanan Fermentasi dengan Makanan Lain
Makanan fermentasi dapat dipadukan dengan berbagai makanan lain untuk menciptakan hidangan yang lezat dan bergizi. Berikut beberapa contoh kombinasi yang dapat Anda coba:
- Tempe: Tempe dapat digoreng dan disajikan dengan nasi, sayur, dan sambal. Anda juga dapat membuat tumis tempe dengan berbagai jenis sayuran.
- Kimchi: Kimchi dapat ditambahkan ke dalam sup, mie, atau nasi goreng. Anda juga dapat membuat salad kimchi dengan sayuran segar.
- Yogurt: Yogurt dapat dimakan langsung dengan buah-buahan atau granola. Anda juga dapat menggunakan yogurt sebagai bahan dasar untuk membuat saus, smoothie, atau dip.
- Kecap: Kecap dapat digunakan sebagai bumbu untuk berbagai jenis masakan, seperti nasi goreng, mie goreng, dan tumis sayuran.
- Sauerkraut: Sauerkraut dapat ditambahkan ke dalam hot dog, burger, atau sandwich. Anda juga dapat membuat salad sauerkraut dengan sayuran segar.
Memperkenalkan Makanan Fermentasi kepada Anak-anak
Memperkenalkan makanan fermentasi kepada anak-anak dapat dilakukan secara bertahap dan menyenangkan. Berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:
- Mulailah dengan memberikan makanan fermentasi dalam jumlah kecil dan secara bertahap tingkatkan jumlahnya.
- Padukan makanan fermentasi dengan makanan kesukaan anak-anak, seperti buah-buahan, sayuran, atau nasi.
- Buat makanan fermentasi menjadi lebih menarik dengan menambahkan berbagai bumbu atau topping, seperti saus, sambal, atau keju.
- Berikan contoh yang baik dengan mengonsumsi makanan fermentasi sendiri di depan anak-anak.
- Jelaskan manfaat kesehatan dari makanan fermentasi kepada anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami.
Pertimbangan Konsumsi Makanan Fermentasi
Meskipun makanan fermentasi memiliki banyak manfaat kesehatan, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan sebelum Anda memasukkannya ke dalam menu harian Anda.
Kelompok Orang yang Perlu Berhati-hati
Tidak semua orang dapat menikmati manfaat makanan fermentasi tanpa risiko. Berikut beberapa kelompok orang yang perlu berhati-hati:
- Orang dengan gangguan pencernaan:Individu dengan kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) atau penyakit radang usus (IBD) mungkin mengalami ketidaknyamanan pencernaan setelah mengonsumsi makanan fermentasi. Hal ini karena bakteri dalam makanan fermentasi dapat memperburuk gejala yang ada.
- Orang dengan alergi atau intoleransi makanan:Beberapa makanan fermentasi mungkin mengandung alergen atau bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang yang sensitif. Misalnya, keju fermentasi dapat mengandung laktosa, yang dapat menyebabkan masalah pada orang dengan intoleransi laktosa.
- Wanita hamil dan menyusui:Meskipun penelitian masih terbatas, beberapa ahli merekomendasikan agar wanita hamil dan menyusui membatasi konsumsi makanan fermentasi karena potensi risiko terhadap janin atau bayi.
- Orang yang sedang menjalani pengobatan:Beberapa jenis makanan fermentasi dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum mengonsumsi makanan fermentasi jika Anda sedang menjalani pengobatan.
Efek Samping yang Mungkin Terjadi
Meskipun sebagian besar orang dapat mentolerir makanan fermentasi dengan baik, beberapa efek samping mungkin terjadi, seperti:
- Kembung dan gas:Bakteri dalam makanan fermentasi dapat menghasilkan gas, yang dapat menyebabkan kembung dan gas pada beberapa orang.
- Diare:Konsumsi makanan fermentasi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan diare pada beberapa orang, terutama jika tubuh belum terbiasa dengan bakteri di dalamnya.
- Reaksi alergi:Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa makanan fermentasi dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang yang sensitif terhadap bahan tertentu.
Jumlah Konsumsi yang Dianjurkan
Tidak ada aturan baku tentang jumlah makanan fermentasi yang ideal untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, secara umum, memulai dengan porsi kecil dan secara bertahap meningkatkannya seiring waktu dapat membantu tubuh beradaptasi dengan bakteri dalam makanan fermentasi.
Sebagai panduan, Anda dapat mencoba menambahkan 1-2 porsi makanan fermentasi ke dalam menu harian Anda. Porsi dapat diartikan sebagai 1/2 cangkir yogurt, 1/4 cangkir kimchi, atau 1 iris keju fermentasi.
Tabel Kandungan Nutrisi dan Kalori
Makanan Fermentasi | Kalori | Protein (gram) | Karbohidrat (gram) | Lemak (gram) |
---|---|---|---|---|
Yogurt (1 cangkir) | 150 | 10 | 17 | 3 |
Kimchi (1/2 cangkir) | 20 | 2 | 4 | 1 |
Kefir (1 cangkir) | 120 | 10 | 12 | 3 |
Sauerkraut (1/2 cangkir) | 25 | 2 | 5 | 0 |
Tempe (1/2 cangkir) | 100 | 19 | 10 | 2 |
Perbedaan Makanan Fermentasi dan Makanan yang Diawetkan dengan Cara Lain
Makanan fermentasi berbeda dengan makanan yang diawetkan dengan cara lain seperti pengalengan, pengeringan, atau pembekuan. Berikut perbedaannya:
- Proses:Makanan fermentasi melibatkan penggunaan mikroorganisme untuk mengubah komposisi kimia makanan, sementara makanan yang diawetkan dengan cara lain biasanya melibatkan pengurangan air atau penggunaan bahan kimia untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
- Nutrisi:Makanan fermentasi seringkali memiliki profil nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan makanan yang diawetkan dengan cara lain karena proses fermentasi dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi tertentu.
- Rasa:Makanan fermentasi biasanya memiliki rasa yang khas yang dihasilkan dari proses fermentasi.
- Ketahanan:Makanan fermentasi dapat memiliki masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan makanan segar, tetapi tidak selama makanan yang diawetkan dengan cara lain.